décembre 14, 2008

RACISM: yesterday, today...

Saya mendambakan demokrasi dan masyarakat bebas di mana semua orang bisa hidup bersama dalam harmoni dan kesempatan yang sama. Inilah cita-cita yang saya inginkan untuk hidup. Tetapi jika perlu, demi tercapainya cita-cita itu, saya pun rela mati
- Nelson Mandela

Melihat keinginan Bung Nelson itu, jadi teringat di kepala saya bahwa masih banyak sekali case-case yang jauh dari yang diharapkan olehnya, dan salah satu case tersebut yaitu rasisme. Apa itu rasisme? Menurut wikipedia rasisme yaitu suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu – bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur yang lainnya. Sedangkan, Ia-rasisme yang menurut Encyclopedia Britannica juga disebut rasialisme-baru berbahaya bila didukung, direkayasa, disponsori oleh sebuah kekuatan distruktif alat-alat negara dan juga dibantu oleh, katakanlah, preman yang direkrut negara.Got the point? Jadi gampangnya, rasisme itu menganggap suatu komunitas yang lain (berbeda dari sisi biologis) seperti beda warna kulit, bentuk hidung, mulut, bola mata, agama dll lebih buruk dari komunitasnya sendiri.

Rasisme yang Menyebar di Segala Bidang
Melihat definisi di atas, sangat disayangkan bahwa saat ini praktik rasisme sudah masuk ke berbagai lingkup kehidupan. Di bidang pendidikan, olahraga, politik, agama, dll rasisme seakan mengakar di dalamnya. Di bidang olahraga contohnya, dalam kualifikasi piala dunia 2010, saat Timnas Inggris bertemu Kroasia, penyerang Timnas Inggris Emile Heskey yang berkulit hitam menerima ejekan suara-suara seperti kera dari para pendukung kroasia yang berkulit putih. Kasus serupa juga dialami oleh Samuel Eto'o, penyerang Barcelona asal Kamerun itu menerima ejekan dengan suara-suara monyet setiap kali ia mendapat kesempatan untuk menggiring bola dan berganti siulan saat ia ditarik keluar dari lapangan. Tak hanya di lapangan hijau, praktik rasisme juga merambah ke dunia balap Formula Satu dimana fans Spanyol mengirim pesan bernada rasis melalui pembalap negeri itu, Fernando Alonso, untuk pembalap Inggris dari tim McLaren Mercedes yang berkulit hitam, Lewis Hamilton.
Di lingkup media bergambar (komik), yang target konsumsinya adalah anak-anak dan remaja, praktik rasisme juga masih saja berlangsung. Salah satunya yaitu pada komik yang berjudul Petualangan Tintin di Kongo. Komik ini bercerita tentang perjalanan Tintin ke Kongo, yang merupakan jajahan Belgia, dan masyarakat Kongo, seperti diceritakan oleh Remi (pengarang-red) menjalani kehidupan yang sangat primitif, dan digambarkan seperti monyet yang idiot. Bahkan, konyolnya lagi mereka (orang-orang Kongo dalam komik) menganggap orang-orang berkulit putih sebagai Tuhan. Beberapa adegan yang menjadi isu dalam praktik rasisme dalam komik ini diantaranya: orang-orang Kongo yang berebut barang-barang milik Tintin yang tidak sempat terbawa pulang, tuan dan anjingnya yang menyembah patung Tintin dan Snowy, dll.
Di lingkup agama, menurut laporan ACRI (Association of Civil Right in Israel), kasus-kasus rasisme terhadap warga Arab Israel di Israel meningkat sebesar 26 persen pada tahun 2006. Jumlah kasus warga Yahudi yang secara terang-terangan menyatakan kebenciannya terhadap warga Arab juga meningkat dua kali lipat. ACRI juga menemukan fakta bahwa lebih dari 2/3 remaja Israel memandang orang-orang Arab sebagai orang-orang yang kurang cerdas, tidak berbudaya dan suka melakukan kekerasan. Dan lebih dari 1/3 remaja Israel juga diketahui menyimpan rasa ketakutan terhadap warga Arab Israel.

Aksi Nyata Sebagai Solusi Praktik Rasisme
Melihat adanya potensi yang kuat untuk mengusung isu Rasisme pada saat Pilpres AS 2008, sebuah Advertising Agency di AS punya langkah unik yaitu dengan memajang poster seperti di bawah ini..



gambar kedua kandidat Presiden AS dengan warna kulit yang ditukar: Kulit Putih Barrack H. Obama dan Kulit Hitam John McCain

Langkah-langkah pemberantasan praktik rasisme dengan cara-cara tersendiri juga dilakukan oleh beberapa negara seperti dengan mengirim gugatan, demonstrasi, teater seni terbuka, dll. Kantor Berita Mehr yang mengutip Koran Al Watan menjelaskan bahwa pada tahun 2007 lalu telah tercatat sebanyak 2.917 gugatan resmi aksi diskriminasi dan rasisme yang menimpa warga Muslim Eropa, dan masih banyak lagi aksi-aksi nyata yang diusung oleh suatu golongan dengan tujuan menghapuskan praktik rasisme di bumi ini.

Rasisme dan Dampak Psikologisnya
Banyaknya praktik rasisme bukan hanya terhadap warga berkulit hitam tapi juga terhadap warga minoritas muslim, seperti di Australia dan Eropa, jelas akan memberikan dampak, dan salah satunya merupakan dampak psikologis. Rasisme tersebut telah menjadi faktor pendorong diskriminasi sosial, segregasi dan kekerasan rasial, dan juga termasuk genosida (pembantaian besar-besaran). Nantinya, beberapa puluh tahun mendatang jika isu-isu rasisme ini masih terus dipupuk akan terjadi suatu penumpukan masa di satu pihak dengan suatu pemikiran yang arogan. Setelah itu, perasaan yang dipupuk itu akan menjadi rasa Nasionalis Chauvinist yang ekstrem. Dan apakah pernah terbayang apa yang terjadi jika hal ini benar-benar teralisasi? Keadaan seperti pada zaman Adolf Hitler berkuasa bukan saja tidak mungkin terjadi lagi. Dimana Hitler dengan nasionalisme-sosialisme (Nazi)-nya mengajarkan bahwa Jerman adalah ras Aria, ras paling unggul, sedangkan Yahudi dan non-Aria adalah bangsa inferior. Nantinya anak cucu kita yang akan merasakan rugi tersebut. So..masihkah perlu rasa arogan itu kita pupuk dalam-dalam? Berikut saya kutip pernyataan dari Sepp Blatter, Presiden FIFA 2006, "Racism has, for far too long, been damaging the beautiful game we love. Now the football family can work to combat racism and discrimination". Gimana rekan? apa kita sudah 'aware' dengan Isu Rasisme ini?.

3 commentaires:

petrushkabiel a dit…

Woy...Kurang ajar ngetawain gua...Hahahahaha....

dek...Masalah rasisme ini, gw ga bs nyelesein baca tulisan lo dikarenakan pala gw pusing...Abis backgorundnya item dihajar tulisan putih banyak pula...Jd lieur, hehehehe...Gimana klo diganti backgorund-nya yg putih tulisannya item???? ;)

orion 'ilmi a dit…

kan ud gw ganti, jd backgroundnya putih, tulisannya item...emng blon keganti?? alamatnya stellar-mindsyst.blogspot.com lhoo...bukan yg dulu lg..

petrushkabiel a dit…

Ya, sekarang gw bisa nyelesein baca tulisannya neh...

Setuju untuk rasisme ini, tapi berarti kita juga harus konsisten ma omongan kita...Ga bisa lg d kita bilang "hoooo, dasar cina!!!" hehehehehehehe....Karena di Indonesia pun masih rasisme, dan kaum TiongHoa yang tinggal di Indonesia pun berlaku sama dengan penduduk pribumi asli Indonesia...Suka menganggap masyarakat pribumi itu gak lebih pintar dari mereka dan menganggap kita ini hanya "kuli'nya mereka...Kenapa gw bs blg begini? Karena ada beberapa teman yang berdarah TiongHoa (yang gak rasis pastinya) berkata bahwa, dalam keluarga mereka para tetua2nya masih beranggapan seperti itu, bahkan temen saya ini ga boleh berteman dengan pribumi Indonesia....

Loh? Aneh kan? Jadi seharusnya bagaimana? Lha wong, mereka tinggal di tanah kita kok bisa2nya berpikiran seperti itu?

Apakah bung ilmi ada saran bagaimana meminimalkan tingkat rasisme di Indonesia ini yaitu antara pribumi dengan kaum TiongHoa...Karena terkadang, kita sebagai pribumi tidak keberatan berteman dengan kaum TiongHoa namun merekanya sendiri yang memisahkan diri membentuk kelompok beranggotakan kaum mereka...

"Make peace not war"