"Aku ingin pergerakan dinamis, bukan kehidupan yang tenang. Aku mendambakan kegairahan, bahaya, dan kesempatan untuk mengorbankan diri bagi orang yang kucintai. Aku merasakan di dalam diriku, tumpukan energi sangat besar yang tidak menemukan penyaluran di dalam kehidupan kita yang tenang" leo tolstoy (family happiness)-
Sekarang aku seperti berada dalam dunia "leo". Aku tak mengerti mengapa ketertarikanku terhadap kalimat ini terasa semakin terasah tajam. Dari hari pertama menuju hari berikutnya, kesamaan pemikiran liberal yang terjadi secara kebetulan itu, seperti membuatku berada pada zona spritualitas "leo" dimana keberadaanku itu laksana memperkosa tingkat relijiusitasku sendiri. Suatu waktu aku mengerti, tapi di lain waktu aku kembali tak mengerti. Aku tak pernah mengerti apa yang kuinginkan saat ini, tapi kadang aku mengerti apa yang kuinginkan di hari esok. Apa kehidupan duniawi selalu penuh liku buntu seperti labirin, dan kita selalu berlari dengan penuh tanya seperti tikus-tikus putih itu?. Diriku selalu gelisah, dan aku seperti tak pernah puas dengan hasil yang telah aku capai. Dalam benakku selalu ada pertanyaan mengenai hidup dan mati, relativitas antara nyata dan ghaib, dan pertanyaan-pertanyaan lain yang pada akhirnya hanya membawaku kembali ke dalam labirin penuh tikus putih itu. atau inikah yang disebut para ulama sebagai Iman? atau bukan?. Lagi-lagi aku merasa seperti "leo" dimana aku merasakan energi yang sangat besar sedang mendobrak benteng pertahananku, kehidupanku yang tenang. Lembar demi lembar ayat suci kubaca. Judul demi judul kumengerti isinya, tapi di suatu waktu aku kembali menemui jalan buntu labirin. Apa harus kugadaikan ke balai lelang energi keingintahuanku? kehiperaktifan otakku? liarnya sabana berpikirku? agar aku tak perlu lagi bergabung dengan tiku-tikus putih itu? dan agar aku tak lagi buntu dalam labirin kehidupan? atau hanya perlu anak tangga keimananku kutambah? memanggil kembali para Nabi, Rasul serta para Wali tuk mempertinggi tingkatan istana iman dan taqwaku, serta menggali liang tuk memusara pemikiran menyimpangku.
april 26th, 2008/surabaya.
avril 25, 2008
Inscription à :
Publier les commentaires (Atom)
Aucun commentaire:
Enregistrer un commentaire